Rabu, 11 Juni 2014

TEORI KOGNITIF


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Manusia adalah makhluk ( ciptaan ) Tuhan, hakikat wujudnya bahwa manusia adalah makhluk yang perkembangannya  dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan. Dalam teori pendidikan yang dikembangkan didunia barat, dikatakan bahwa perkembangan seseorang hanya dipengaruhi oleh pembawaan (nativisme) sehingga dalam proses belajar dan mengajar siswa tersebut Aktif, sebagai lawannya berkembang pula teori yang mengajarkan bahwa perkembangan seseorang hanya ditentukan oleh lingkungannya (empirisme) sehingga dalam proses belajar dan mengajar siswa tersebut Pasif, sebagai sintesisnya dikembangkan teori ketiga yang mengatakan bahwa perkembangan seseorang ditentukan oleh pembawaan dan lingkungannya (konvergensi) sehingga dalam proses belajar dan mengajar siswa tersebut Aktif dan Pasif .
Pembelajaran menurut aliran kognitif menitik beratkan belajar aktif, belajar lewat interaksi social, belajar lewat pengalaman pribadi ini di kemukakan oleh jean piaget. Aliran kognitif berjalan dengan baik dan sekarang ini diterapkan seperti pada kurikulum berbasis  pendidikan yang mana didalamnya mempunyai aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Jadi siswa di tuntut untuk aktif di dalam kelas ini merujuk pada pembelajaran menurut aliran kognitif yang menjadikan siswa dapt aktif di dalam proses pembelajaran karena di dalam pembelajarannya guru hanya sebagai fasilitator, sedangkan siswa di sini tidak menjadi objek pembelajaran akan tetapi siswa sebagai subjek dari pembelajaran.
Pembahasan ini sangat penting karena mengingat proses belajar yang terjadi didalam kelas berlangsung dalam proses komunikasi yang berisi pesan-pesan yang berkaitan dengan fakta, konsep, prinsip dan keterampilan yang sering digunakan dalam sehari-hari. Proses pembelajaran dituntut untuk secara aktif berpartisipasi. Keaktifan berpartisipasi ini memberikan kesempatan yang luas mengembangkan potensi bakat yang  dimiliki oleh masing- masing siswa.
1.2 Rumusan Masalah
Teori kognitif mulai berkembang dengan lahirnya teori belajar Piaget. Yang condong pada belajar secara keseluruhan, tidak hanya secara intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional, sosial dan sebagainya. Sehingga dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Apakah teori kognitif menurut Piaget?
2.      Bagaimana pokok-pokok pikiran Piaget mengenai teori kognitif dan perkembangannya ?
3.      Bagaimana implikasi teori Piaget dalam pendidikan?
1.3 Tujuan Masalah
 Dalam pembuatan makalah ini, yang membahas tentang teori belajar Piaget secara global agar pembaca dapat mengetahui serta memahami tentang teori belajar Piaget. Sedangkan yang menjadi tujuan utama dalam makalah ini adalah:
1.      Agar pembaca dapat mengetahui dan memehami teori kognitif menurut Piaget.
2.      Agar pembaca mengetahui pokok- pokok pikiran Piaget mengenai teori kognitf dan perkembangannya.
3.      Agar pembaca mengetahui dan memahami implikasi teori Piaget dalam pendidikan.







BAB II
PEMBAHASAN


2.1  Teori  Kognitif Menurut Piaget
Jean Piaget merupakan salah seorang tokoh psikologi kelahiran Swiss yang berjasa menemukan model yang mendeskripsikan bagaimana manusia bertindak untuk memaknai dunianya dengan mengumpulkan dan mengorganisasi informasi. Ide-ide Piaget tentang perkembangan pikiran banyak mempengaruhi teori-teori perkembangan kontemporer. Perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu proses yang didasari mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Piaget mengembangkan teori perkembangan kognitif yang cukup dominan selama beberapa abad.  Dalam teorinya, Piaget membahas tentang bagaimana anak belajar,  menurutnya dasar belajar adalah aktivitas anak bila ia berinteraksi dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Interaksi anak dengan masyarakat merupakan peran penting dalam mengembangkan pandangannya terhadap alam. Semakin bertambahnya usia seseorang maka susunan sel syaraf mereka akan semakin kompleks dan kemampuannya akan meningkat.
Piaget mengemukakan penahapan dalam perkembangan intelektual anak yang dibagi ke dalam empat periode, yaitu :
v  Periode sensori-motor ( 0 – 2,0 tahun )
Pada tahap sensori motor anak mengenal lingkungan dengan kemampuan sensorik dan motorik. Anak mengenal lingkungan dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan dan menggerakkannya.
v  Periode pra-operasional (2,0 – 7,0 tahun )
Pada tahap pra- operasional , anak mengandalkan diri pada persepi tentang realitas. Ia telah mampu menggunakan symbol , bahasa, konsep sederhana, berpartisipasi, membuat gambar dan menggolong-golongkan.
v  Periode operasional konkret ( 7,0 – 11,0 tahun )
Pada tahap Operasi Konkret anak dapat mengembangkan pikiran logis. Ia dapat mengikuti penalaran logis, walau kadang- kadang memecahkan masalah secara “ trial and eror “.
v  Periode opersional formal ( 11,0 – dewasa )
 Remaja berpikir dengan cara yang lebih abstrak, logis, dan lebih idealistik.

2.2 Pokok-pokok pikiran Piaget mengenai teori kognitif dan perkembangannya
Tujuan teori Piaget adalah untuk menjelaskan mekanisme dan proses perkembangan intelektual sejak masa bayi dan kemudian masa kanak-kanak yang berkembang menjadi seorang individu yang dapat bernalar dan berpikir menggunakan hipotesis-hipotesis.
Piaget menyimpulkan dari penelitiannya bahwa organisme bukanlah agen yang pasif dalam perkembangan genetik. Perubahan genetic bukan peristiwa yang menuju kelangsungan hidup suatu organisme melainkan adanya adaptasi terhadap lingkungannya dan adanya interaksi antara organisme dan lingkungannya. Dalam responnya organisme mengubah kondisi lngkungan, membangun struktur biologi tertentu yang ia perlukan untuk tetap bisa memoertahankan hidupnya.perkembangan kognitif yang dikembangkan Piaget banyak dipengaruhi oleh pendidikan awal Piaget dalam bidang biologi. Dari hasil penelitiannya dalam bidang biologi. Ia sampai pada suatu keyakinan bahwa suatu organisme hidup dan lahir dengan dua kecenderunngan yang fundamental, yaitu kecenderunag untuk :
1. beradaptasi
2. organisasi ( tindakan penataan )
untuk memahami proses-proses penataan dan adaptasi terdapat empat konsep dasar, yaitu sebagai berikut :
1. Skema
Istilah skema atau skemata yang diberikan oleh Piaget untuk dapat menjelaskan mengapa seseorang memberikan respon terhadap suatu stimulus dan untuk menjelaskan banyak hal yang berhubungan dengan ingatan. Skema adalah struktur kognitif yang digunakan oleh manusia untuk mengadaptasi diri terhadap lingkungan dan menata lingkungan ini secara intelektual.
Adaptasi terdiri atas proses yang saling mengisi antara asimilasi dan akomodasi
2. Asimilasi
Asimilasi itu suatu proses kognitif, dengan asimilasi seseorang   mengintegrasikan bahan-bahan persepsi atau stimulus ke dalam skema yan ada atau tingkah laku yang ada. Asimilasi berlangsung setiap saat. Seseorang tidak hanya memperoses satu stimulis saja, melainkan memproses banyak stimulus. Secara teoritis, asimilasi tidak menghasilkan perubahan skemata, tetapi asimilasi mempengaruhi pertumbuhan skemata. Dengan demikian asimilasi adalah bagian dari proses kognitif, dengan proses itu individu secara kognitif megadaptsi diri terhadap lingkungan dan menata lingkungan itu.
3. Akomodasi
Akomodasi dapat diartikan sebagai penciptaan skemata baru atau pengubahan skemata lama. Asimilasi dan akomodasi terjadi sama-sama saling mengisi pada setiap individu yang menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Proses ini perlu untuk pertumbuhan dan perkembangann kognitif. Antara asimilasi dan akomodasi harus ada keserasian dan disebut oleh Piaget adalah keseimbangan.

Piaget mengemukakan bahwa ada 4 aspek yang besar yang ada hubungnnya dengan perkembangan kognitif :
a. Pendewasaaan/kematangan, merupakan pengembanagn dari susunan syaraf.
b. Pengalaman fisis, anak harus mempunyai pengalaman dengan benda-benda dan stimulus-stimulusdalam lingkungan tempat ia beraksi terhadap benda-benda itu.
c. Interaksi social, adalah pertukaran ide antara individu dengan individu
d. Keseimbangan, adalah suatu system pengaturan sendiri yang bekerja untuk menyelesaikan peranan pendewasaan, penglaman fisis, dan interksi social.
2.3  Implikasi teori Piaget dalam pendidikan

Teori Piaget membahas kognitif atau intelektual. Dan perkembangan intelektual erat hubungannya dengan belajar, sehhingga perkembangan intelektual ini dapat dijadkan landasan untuk memahami belajar.
Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi akibat adanya pengalaman dan sifatnya relatif tetap. Teori Piaget mengenai terjadinya belajar didasari atas 4 konsep dasar, yaitu skema, asimilasi, akomodasi dan keseimbangan. Piaget memandang belajar itu sebagai tindakan kognitif, yaitu tindakan yang menyangkut pikiran. Tindakan kognitif menyangkut tindakan penataan dan pengadaptasian terhadap lingkungan.
Piaget menginterpretasikan perkembangan kognitif dengan menggunakan diagram berikut :
new-picture-1

Berdasarkan diagram tersebut dimulai dengan meninjau anak yang sudah memiliki pengalaman yang khas, yang berarti anak sudah memiliki sejumlah skemata yang khas. Pada suatu keadaan seimbang sesaat ketika ia berhadapan dengan stimulus (bisa berupa benda, peristiwa, gagasan) pada pikiran anak terjadi pemilahan melalalui memorinya.
 Dalam memori anak terdapat 2 kemungkuinan yang dapat terjadi yaitu :
ü  Terdapat kesesuaian sempurna antara stimulus dengan skema yang sudah ada dalam pikiran anak
ü  Terdapat kecocokan yang tidak sempurna, antara stimulus dengan skema yang ada dalam pikiran anak.
Kedua hal itu merupakan kejadian asimilasi.
Menurut diagram, kejadian kesesuaian yang sempurna itu merupakan penguatan terhadap skema yang sudah ada. Stimulus yang baru (datang) tidak sepenuhnya dapat diasimilasikan ke dalam skemata yang ada. Di sini terjadi semacam gangguan mental atau ketidakpuasan mental seperti keingintahuan, kepedulian, kebingungan, kekesalan, dsb. Dalam keadaaan tidak seimbang ini anak mempunyai 2 pilihan :
a.       Melepaskan diri dari proses belajar dan mengabaikan stimulus atau menyerah dan tidak berbuat aa-apa (jalan buntu)
b.      Memberi tanggapan terhadap stimulus baru itu baik berupa tanggapan secara fisik maupun mental. Bila ini dilakukan anak mengubah pandangannya atau skemanya sebagai akibat dari tindakan mental yang dilakukannya terhadap stimulus itu. Peritiwa ini disebut akomodasi.

Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
a.   Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
b.   Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
c.   Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
d.   Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
e.   Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang penulis buat adalah sebagai berikut.
Ø  Perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu proses yang didasari mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf.
Ø  Pokok- pokok pikiran meliputi adaptasi dan organisasi. Dalm adaptasi ada dua bentuk yang terjadi dalam simultan yakni asimilasi dan akomodasi.
Ø  Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
a)    Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
b)      Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
c)      Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
d)     Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
e)     Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
3.2  Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan melalui makalah ini adalah  tingkatkanlah pemahaman tentang teori kognitif menurut Piaget.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar